Inilah sudut faforit pagiku...
Sengaja memfotonya dari jendela ujung kanan kelasku yang berada di lantai 3. Gedung itu lenggang, berbeda dengan kondisi kelasku yang pastinya penuh teriakan dan gelak tawa orang-orang. Sebagian dari mereka membentuk kelompok-kelompok kecil dengan topik pembicaraan berbeda. Suara yang keluar otomatis tak akan bisa kalian saring menjadi topik-topik tertentu,karena mereka berbicara di saat yang sama...
Sangat bising...
Aku selalu menikmati sapaan angin di jendela itu, suara yang ku dengar seolah berpamitan keluar melalui jendela 1,5 meter. Akupun selalu menyapanya seolah berkata, "aku masih dalam mimpi ketika menapak di ruang ini"...
Ruang WCU, itu sebutan untuk ruang kelasku...
Ruangan khusus untuk segerombolan orang penerima beasiswa yang meneruskan bangku perkuliahannya dengan serba sedikit dan serba cepat...
sedikit kaget ketika menerimanya...
sedikit bingung ketika menjalaninya...
sedikit ragu ketika memikirkan kelanjutannya...
lebih cepat dari pendidikan normal...
lebih cepat untuk bangun esok pagi...
lebih cepat pusing untuk hari ini...
Tak semata-mata negatif yang ada di ruang ini...
hal-hal yang ku anggap "keberuntungan" pun ada disini...
aku sedikit irit dalam mengeluarkan biaya pendidikan...
sedikit sadar bahwa kesuksesan diawali dari usaha...
sedikit terlatih untuk berlari cepat...
akupun lebih cepat mencari apa yang kubutuhkan...
lebih cepat mengerjakan apa yang menjadi kewajiban...
dan lebih cepat membagi waktuku untuk sekolah, organisasi, yayasan, teman dan keluarga...
tapi satu hal yang paling aku sadari,
aku sengaja dipertemukan dengan orang-orang beda karakter dengan tujuanyang sama...
termasuk "dia, dia, dia, dia" yang selalu ada di sudut tawa pagiku...
Minggu, 14 Oktober 2012
Kamis, 11 Oktober 2012
@duniabesarku
Kau benar kebutuhan yang ku punya...
Menjadi tegar tanpa menghela...
Kau benar mau yang ku genggam...
Bersama untuk rasa walau kadang tak senada...
Dan kau benar anggan yang kuraih...
Impian untuk selalu ada di antara sepertiga malammu...
Papa, Mama, Paribrata, Paridarma, Paricahya...
Bangga menjadi diri yang lahir dan tumbuh bersamamu...
Ku sadari kan menjadi lebih berat jika tanpamu...
Maka itu aku bersyukur pada-Nya setiap waktu...
Menjadi tegar tanpa menghela...
Kau benar mau yang ku genggam...
Bersama untuk rasa walau kadang tak senada...
Dan kau benar anggan yang kuraih...
Impian untuk selalu ada di antara sepertiga malammu...
Papa, Mama, Paribrata, Paridarma, Paricahya...
Bangga menjadi diri yang lahir dan tumbuh bersamamu...
Ku sadari kan menjadi lebih berat jika tanpamu...
Maka itu aku bersyukur pada-Nya setiap waktu...
Ini dunia besarku, dan aku sebagian dari mereka... []
Selasa, 09 Oktober 2012
HighOne
Hap!! Bluk.. bluk.. bluk..
Ini lah
suara langkah kakiku seusai melopat dari salah satu gazebo fakultasku.
Noda-noda disepatuku bertambah seiring jumlah langkahku yang membuat cipratan-cipratan
noda diantara genangan air bekas hujan..
Aku bukan
terburu-buru karna telat seperti kebiasaanku sehari-hari. Aku juga bukan sedang
mengejar sekumpulan kawan-kawan untuk heboh bergosip. Aku juga bukan sedang
olah raga (gak mungkin) karena hampir seluruh waktu luangku ku habiskan di
depan laptop atau memilih untuk berhibernasi bagaikan beruang cantik di musim
salju. Salah satu alasan pastinya adalah karena aku cuek. Hahahhaha...atau
mungkin sedikit lola (loading lambat) untuk menyadari kejorokan akut yang ada
di sepatu putihku sebelum tersadar karena ejekan orang.
YA... itu
sedikit kebiasaan yang mungkin kalian bisa bayangkan sendiri keparahan apa yang
akan terjadi selanjutnya dari sikap cuek, telatan dan sedikit jorok. Oleh
karena itu untuk menghargai kreativitas imajinasi kalian maka aku STOP cerita
tentang pribadi jelekku yang selanjutnya. Hahahaha
Namaku
imaniar Ilmi Pariasa...lahir di Malang, 17 Mei 1990. So, kalo kalian pinter
berhitung, maka umurku sekarang sudah 22 Tahun...cukup muda kan??. Tapi selama
22 tahun, aku paling gak bisa jawab kenapa aku dipanggil RISA. Harusnya kan
riasa, asa, iman, ilmi, atau niar... itu koment-koment orang-orang usil yang
punya banyak waktu luang selain koment tentang sepak bola. Tapi yang aku paling
benci kalau ada yang nyeletuk kalo aku harusnya dipanggil
Mani...#huuuumpf...#abaikan
Lahir di
Malang dan besar di Malang. Miskin akan pengetahuan budaya daerah lain karena
yang aku tau Cuma Malang aja. Semoga lahir di Malang bukan jadi awal
ke-Malanganku... hahaha. Terbukti bahwa sebagian orang juga berpendapat bahwa
hidupku ini sebenarnya dimulai dari keberuntungan...
Lahir 4
bulan 10 hari lebih awal daripada orang lain yang umumnya dierami dalam perut
ibu tercinta selama 9 bulan 10 hari. Aku bukan premature, Cuma aku itu anak
yang mandiri dari lahir, gak mau nyusahin orang tua terlalu lama. #Kelebihan 1 (Mandiri).meskipun ketika
aku lahiranpun ayahku sempat kecopetan...anggap aja itu bukan ke-Malanganku
tapi memang sudah waktunya buat bersedekah ke orang lain... sedekah sebagian
dari iman...
4
bersaudara, anak ke 2, dan satu-satunya anak cewek, gak heran kalau aku sedikit
tomboy. Tapi karena tomboy itu, aku punya kelebihan dari yang lain. Terbiasa bergerak
lebih cepat dan gesit dibanding yang lain, keahlian memanjat cukup baik, suara
melengking dengan arah jangkau kurang lebih 200 meter dan kreatif. #kelebihan 2 (Kreatif). Aku termasuk
anak yang kreatif, ditengah-tengah orang-orang dijaman modern lagi
berlomba-lomba membuat yang gak ada jadi ada, aku dari kecil malah sudah
berfikir beda dari mereka. Keahlianku adalah membuat yang ada menjadi gak ada.
Bakatku yang
satu ini mulai diasah dari TK. Membuat anak orang ilang disaat jam tidur
siangnya dan dicari sama ayah ibunya sampe keliling komplek perumahan karna
sedang aku didik menjadi salah satu anak yang hidup ramah dengan alam. Ya,
disaat jam tidur siangnya anak cowok ini justru lagi cari kodok disawah
belakang kompleks perumahan. Jangan Tanya lagi siapa otaknya...hahaha...eiiiits
jangan salah, gak cuma monoton cari kodok aja kok, yuyu di pinggiran
got,layangan disepanjang jalan, atau sekedar main kartu diatas genteng tetangga
sampai dilempari batu sama yang punya rumah juga jadi pewarna bakatku yang satu
ini.
Di SMP aku
membuat lampu neon panjang kelas yang kira-kira 1,5-2 meter dari ada jadi gak
ada. Buka sulap dan bukan sihir dalam hitungan detik si lampu sudah menghilang
dari langit-langit kelas. Obsesi jadi anggota tim basket yang memunculkan ide
buat latihan di dalam kelas, sekedar bermain sedikit trik melempar, sayangnya
GAGAL dan dengan jelas terekam bagaikan edisi slowmotion di film-film laga, si lampu meluncur kebawah dengan
anggun setelah di senggol si bola yang mulai menggoda. PYAAAAAAAR!! Pecahlah si
lampu di genggaman lantai-lantai yang tak tau menau. Pecah, halus, dan rata. Ini
juga yang jadi alasan kenapa ayahku dipanggil ke sekolah (Lagi). Dari yang
seharusnya gak ada, jadi ada di sekolah buat gantiin lampu dan sedikit
mendengarkan ceramah.#huuuumpf hela nafas panjang sambil bilang WAW.
Dan kelebihanku selanjutnya adalah jujur. #kelebihan 3 jujur. Aku selalu
menceritakan apa yang bisa aku ceritakan. Hal apapun itu. Bahkan tentang apa
yang seharusnya gak aku sebut buat menjaga pamorku di hadapan fans-fansku.
Sayangnya aku punya wajah yang sedikit melas dan tolol. Maka , mau gimanapun
mukaku tetep aja keliatan melas, apapun ceritanya karena tanpa perlu aku jujur
sekalipun mereka sudah bisa baca bahwa itu adalah cerita tentang kebodohanku. So,
di Bully oleh 4 orang temanku yang lain udah jadi sarapan dan makan malamku
sehari-hari karna kadar kepolosan yang akut.
@duniakecilpariasa
Ini adalah wajah-wajah 4 orang
yang ku maksud...
Lihat wajah mereka dengan
seksama dan bayangkan apa kebiasaan mereka...
and i will tell you one by one about us.... []
Langganan:
Postingan (Atom)